http//abdrajabsyahrul.blogspot.com

Semua Untuk Cinta

Minggu, 18 Desember 2011

Kekawatiranku

20 Desember 2011
Putri tunggal kami sakit, sebenarnya bukan penyakit parah, namun cukup menyiksanya. Sebenarnya kami jauh lebih tersiksa secara bathin. Sebagai putri satu satunya tentunya kami sangat merasa takut dan kwatir terjadi sesuatu padanya. Dan kami sadari bahwa itu hanyalah kekawatiran yang Berlebihan. Namun itulah yang kami sebut dengan CINTA, Semoga cepat sembuh Anakku. Tuhan Selalu Melindungimu...

Selasa, 22 Juni 2010

Hanya Untuk Nanda

Terlihat sangat sederhana, begitu teratur walau semua tanpa direncanakan. semua berjalan apa adanya. berangkat pagi, dan.................pulang sore hari.
waktu berjalan, dari hari kehari sampai tahunpun berganti semua kan terlihat masih sama,, begitu sederhana.
tanpa ada rasa jenuh ataupun lelah, dan sekarang kamu sdh menjelang remaja dan aku terlihat jauh lebih tua, tapi itulah perjalanan waktu. yang aku inginka, suatu saat nanti disaat jantung ini sudah mulai melemah kau bisa membawa bebanmu sendiri... tentunya tanpa harus bergantung pada kami yang sudah semakin uzur.... semoga tuhan memberikanmu hidup yang indah.bagi kami itu sudah melebihi dari cukup.
Pesanku..
janganlah meratatapi embun yang berangsur hilang dan jangan terlalu berharap akan datangnya pelangi, karena itu fatamorgana. warna perjalanan hidumpmu adalah pelangimu yang sesungguhnya, yang harus kau perjuangkan untuk hidup yang lebih berwarna.
semua hanya untukmu.(garing)

Mimpi Yang Aneh

malam tanggal 21/06/10.
Seperti malam malam sebelumnya, aku yang sebenarnya paling malas melakukan tugas wajib yaitu mengunci pagar lalu memastikan semua aman baru masuk kerumah.
Setelah semua selesai baru aku nonton bola yang walau sebenarnya aku tidak terlalu mengerti.. huft.. biar terlihat gaya saja. Seperti biasa aku selalu bisa mangatasi serangan ngantuk yang pertama antara jam 9-10 malam, jadinya aku begadang lagi sampai jam 02;00 yang sebenarnya aku langsung terlelap setelahnya.
Tiba-tiba aku merasa berada dalam ruangan yang sangat kukenal karena ini adalah kamar almarhuma ibu. Aku melihat semua kakak-kakakku mengelilingi ibu yang sedang sedih, namun anehnya setelah mereka melihat aku semua menangis lalu satu persatu saudaraku memelukku dengan haru. Dan masih dengan ketidak mengertianku mereka membimbingku mendekati ibu yang masih tetap berbaring. tiba tiba ibu merangkulku sambil menagis, ibu memohon supaya aku tidak meninggalkannya, sambil bertanya dalam bahasa makassar (apa betul kamu akan pergi nak) yang entah kenapa saya hanya bisa membalas pelukan itu tanpa bisa menjelaskan bahwa kepergianku tidaklah terlalu penting karena yang terpenting adalah bagaimana aku bisa terus memeluk ibu, dan itu tetap tak bisa kulakukan.
Saat itu aku bisa merasakan hangatnya pelukan ibu, tatapan matanya begitu hidup dan air matanya begitu nyata. Sangat lain saat terakhir bersama ibu, tangannya begitu dingin, tatapan matanya tanpa kehidupan seakan mangatakan bahwa kebersamaan kami hanya sampai disini. Dan itu betul beberapa jam kemudian Sang Pencipta mengambilnya kembali dari kami yang masih sangat membutuhkan do'a dan restunya.
Setelah di kamar ibu aku melihat kembali ibu di depan pintu menuju dapur sambil menangis dan kembali dia memelukku sambil menjelaskan bahwa semua barang dirumahnya telah habis.
Ibu kembali membisikiku masih dalam bahasa makassar (hari ini saya tidak tau mau masak apa, karena semua sudah diambil oleh kakakmu, tapi tidak usah di bicara karena kamu nantinya akan jadi bahan tertawaan kakakmu). dan memang setelah itu terlihat kakak membawa barang-barang ibu kedalam mobilnya, mulai dari panci, piring sampai gelas juga dibawanya. Dan setelahnya aku terbangun dan mendapati ibu tak berada dalam pelukanku. aku menangis sejadi jadinya dengan harapan tertidurku nanti akan bermimpi bersama ibu lagi. Terlihat ibu menyimpan begitu banyak kekawatiran namun ibu hanya menunjukan padaku.
Entah apa pesan pasti dari kehadiran ibu malam itu, namun sejak saat itu aku semakin yakin bahwa ibu menginginkan aku untuk lebih sabar lebih menghargai saudara-saudaraku dan lebih menghargai keluarga dan kehidupanku sendiri.
semoga Tuhan Selalu mempertemukan kita ditiap tidurku ditiap mimpiku dan kuingin ibu ada dalam tiap kehidupanku, kehidupan istri dan anak-anakku. Amin
(aku menangis sambil menuliskan ini karena tulisan ini kupersembahkan untuk IBU)